Kajian Rabu Sore KMP UNY: Menjadi Muslim Di atas Rata-Rata

Rabu, 5 November 2014, pukul 16.00-17.30 KMP UNY mengadakan kembali Kajian Rabu Sore, di Aula lantai 3 PPs UNY dengan mengundang Ustadz Kembar Adi Abdillah. Kajian ini dihadiri peserta kurang lebih 50 mahasiswa pascasarjana UNY yang bertemakan menjadi pribadi diatas rata-rata.

Dalam kesempatan kali ini Ustadz Adi, panggilan akrab Ustadz Adi Abdillah menjelaskan masalah hati (qolbun) sebagai mana sabda Nabi yang artinya ketahuillah bahwa sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut menjadi baik dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, ketahuillah segumpal daging tersebut adalah qolbun (hati) (HR. Bukhori).

Jika kita pahami secara mendalam hadits tersebut maka hati menjadi sangat berperan penting dalam kehidupan jiwa manusia. Ada tiga bagian hati: 1) Hati Selamat, 2) Hati Berpenyakit, dan 3) Hati Mati. Namun beliau hanya menjelaskan pada poin pertama yakni hati selamat (qolbun salim), untuk yang kedua dan ketiga akan dijelaskan dikesempatan lain.

Hati selamat artinya hati yang senantiasa mengingat Allah Subhana wa ta’ala, tiada daya dan upaya selain pertolongan Allah Subhana wa ta’ala, dan selalu berharap hanya kepada Allah Subhana wa ta’ala. Sebagai mana doa Nabi Ibrahim alaihi sallam yg diabadikan Allah Subhana wa ta’ala dalam surah Ash-Shu’ara ayat 81-89.

Hati selamat (qolbun salim) ada empat ciri, yakni:

1. Hatinya hanya mengingat kepada Allah Subhana wa ta’ala
Ada sebuah kisah nyata cerita beliau, yakni seorang imam mesjid diakhir hidupnya meninggal di bulan Ramadhan, diakhir meninggalnya dia (Imam) meminta anaknya bernama Taufik untuk membacakan Surah Yasin, sampai pada ayat terakhir bapaknya meminta untuk berhenti membaca, dan setelah itu meninggal dunia. Kisah ini kemudian Taufik ceritakan kepada Ustadz Adi. Ustadz kagum dengan meninggalnya ayah Taufik. Kemudian beliau bertanya amalan apa yang membuat ayahmu meninggal begitu bagus. Taufik bercerita bahwa hanya dua amalan, yang mana amalan ini diakui oleh seluruh keluarga, yakni: pertama, seumur hidup ayah sekalipun tidak pernah marah. Dan kedua, ayah saya belum makan sebelum memastikan anak istrinya sudah makan.

2. Hatinya yakin dengan jaminan rizqi Allah Subhana wa ta’ala
Seorang anak yang baru lahir akan membawa rizqinya masing-masing. Tidak usah ragu, sebagaimana dijelaskan Allah Subhana wa ta’ala dalam surah Hud ayat 6. Begitupun seorng pria maupun wanita jika tiba saatnya ingin menikah, menikahlah tidak usah ragu karena belum punya pekerjaan yang tetap. Rizqi itu Allah Subhana wa ta’ala yg mengatur, tidak perlu ragu karena tidak punya penghasilan tetap yang penting tetap berpenghasilan

3. Hatinya tenang dalam setiap musibah
Pada umumnya musibah dibagi tiga.
Satu, musibah sebagai ujian. Ketika musibah diturunkan kepada seseorang dan kemudian orang tersebut merasa senang, baik-baik saja. Berarti musibah itu sebagai ujian.
Dua, musibah sebagai teguran. Musibah ini diturunkan kepada mereka-mereka yang STMJ (Shalat Tekun Maksiat Jalan). Ciri-ciri musibah sebagai teguran adalah dada sesak dan selalu merasa pusing.
Tiga, musibah sebagai azab. Musibah ini oleh Allah Subhana wa ta’ala diturunkan kepada mereka-mereka yang kafir dan durhaka kepada Allah Subhana wa ta’ala.
Ciri hati selamat yang ketiga ini menjadikan shalat dan sabar sebagai fondasi.
Empat, hati yang tidak ada kebencian dan kedengkian kepada sesama.

Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. (sardin)

KMP UNY

Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) UNY

You may also like...